Senandung Jasriani dari dalam rumah kontrakan berukuran 3 x 5 meter di Jalan Rajawali 1 Lorong 10, Kelurahan Lette, Kecamatan Mariso, Makassar, terdengar pilu. Suara bocah 4 tahun ini meningkahi deru kipas angin yang tak pernah berhenti berputar dan mengarah ke tubuhnya. Sambil bermain dan bernyanyi, tangan anak bertubuh mungil itu tak henti menggaruk kulitnya.
Sejak lahir, tubuh Jasriani penuh sisik. Di beberapa bagian tubuhnya, sisik itu terlihat mengelupas hingga menganga seperti luka tanpa jahitan. Jika kipas angin tak diarahkan kepadanya, Rohana, sang ibu, khawatir tubuh anaknya berkeringat. “Kalau berkeringat lalu gatal dan digaruk sampai lecet,” kata perempuan berusia 31 tahun ini.
Menurut sang ayah, Syahril, 32 tahun, dokter di Puskesmas mengatakan Jasriani menderita cacat permanen. Tapi dokter tak menjelaskan penyebab dan jenis penyakit Acce, sapaan akrab Jasriani. “Kami pernah memberinya salep. Tapi, karena harganya mahal, salep itu tak terbeli,” kata Syahril.
Jika tak bermain dengan anak-anak lain di sekitar rumahnya, Acce ikut menjaga dagangan ibunya yang di depan pintu rumah kontrakan. Rohana menjual buah mangga dan kedondong. Sedangkan Syahril biasanya membantu mertuanya membuka warung. Acce mulai belajar membaca, berhitung, menulis, dan bernyanyi. “Saya mau sekolah TK,” katanya. Ia girang ketika diminta menyanyi. Lagu Balonku Ada Lima dan Ayat-ayat Cinta, yang dipopulerkan penyanyi Rossa, meluncur dari mulutnya yang mungil.
Rohana justru khawatir dengan keinginan anaknya. Menurut dia, lingkungan sekolah belum tentu bisa menerima keadaan Acce. “Kalau di rumah semua sudah mengerti, bisa ji terima. Di sekolah nanti bagaimana?” katanya. Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar Naisyah Tun Azikin mengatakan telah menurunkan tim untuk membantu Jasriani. Dia mengaku sudah membantu keluarga Jasriani melalui puskesmas. “Kalau sudah dibantu Puskesmas, artinya dibantu oleh Dinas Kesehatan. Puskesmas adalah perpanjangan tangan kami,” kata Naisyah.
Naisyah heran dengan laporan tentang penyakit Jasriani. Biaya berobat ke rumah sakit sudah digratiskan bagi orang miskin. “Barangkali orang tua anak kesulitan biaya transportasi, sehingga belum ke rumah sakit,” Naisyah menambahkan. Bagi Anda yang punya kelebihan rejeki dari Tuhan dan tergerak untuk bisa berbagi dengan sesama bisa kiranya ikut membantu meringankan penderitaan Jasriani, dan bagi yang masih belum mampu mari kita doakan Jasriani agar diberikan kesembuhan dan ketabahan dalam menjalani hidupnya.
sumber