Berukuran 10 - 30 cm ditambah ekor yang mirip batang sumpit, berkulit gelap mirip kepiting bakau, jenis ini termasuk fosil hidup. Nenek moyangnya sudah ada 200 juta tahun lalu dan bentuk tubuhnya boleh dikata tak mengalami perubahan. Hanya muncul dan naik kedaratan sekali setahun di pantai. Yaitu saat musim berkembang biak. Saat itu ketam lelaki akan “menunggang” dan menempel dibelakang si betina. Seolah olah mereka memang selalu bersama dan tak pernah berpisah. Rupanya inilah yang selalu dilihat orang, sehingga binatang ini jadi lambang “pasangan” yang ideal…….selalu bersama-sama, tak terpisahkan. Seperti Mimi dan Mintuna, begitu kata orang dulu.
Katanya ada 4 spesies, satu di Amerika dan 3 di Asia. Dianggap bangsa kepiting (kalau boleh dimasukkan di sini) ini berkaki 10, class Decapoda. Dan yang khas, ujung setiap kakinya berbentuk capit. Bandingkan dengan kepiting yang hanya punya 2 capit. Badannya terbagi 2 bagian, bagian kepala yang lebih besar dan bagian badan. Ekornya mungkin berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Kalau badannya dipegang ekornya yang keras akan bergerak-gerak seperti ingin “menusuk”, mirip gerakan ekor kalajengking.
Populasinya di Indonesia? Tidak diketahui pasti. Apakah berguna sebagai “bahan makanan”? Beberapa kali terdengar berita, orang yang coba memakannya menjadi keracunan, bahkan terengut nyawanya. Ada mitos dikalangan masyarakat pesisir, kalau “terpaksa” harus memakan ketam ini, masaklah dua-duanya….maksudnya jantan betina sekaligus. Memasak hanya jantan saja atau betina saja diyakini bisa mendatangkan bencana keracunan.
Ada fenomena menarik dari spesies yang ada di pantai teluk Delaware, Amerika utara. Setahun sekali diakhir musim panas jutaan ketam ini, katanya ditaksir mencapai 2 juta ekor akan berkumpul mencari pasangannya memenuhi pantai teluk Delaware.
Spesies dalam foto ditemui hari minggu lalu di pantai Kejawanan, Kalijaga-Cirebon. Ada anak kecil yang membawa 4 ekor ketam ini dalam keadaan hidup di box stirofoam. Ketika ditanya untuk apa, dia menjawab: “Buat main……!” Rupanya ketam ini mau dijual……untuk mainan anak-anak! Sudah jelas apa yang akan terjadi kemudian, setelah dibuat mainan, bisa jadi kematian yang akan menunggu ketam-ketam ini.
Foto 1. Ini bukan sejenis ikan pari, tapi ketam tapal kuda yang berusaha untuk “masuk” ke pasir.
http://unic77.blogspot.com/2010/11/7-air-tinggi-tertinggi-di-dunia.html