Mereka berharap bisa mengumpulkan uang dengan bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Namun, terkadang harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Bukannya untung malah 'buntung'.

Tenaga kerja wanita (TKW) Indonesia dipukul, disiksa, dianiaya. Gaji yang dijanjikan tak dipenuhi. Bukannya membawa duit, luka di beberapa bagian tubuh ketika pulang ke Tanah Air.

Entah berapa jumlah TKI yang mengalami kekerasan saat bekerja. Hanya beberapa yang terungkap. Nuraeni disiksa oleh majikannya selama 17 bulan tanpa alasan yang jelas di Arab Saudi. Kasus ini terangkat Mei 2009

Balik ke Indonesia, kondisi Nuraeni parah. Tubuh TKW asal Cianjur, Jawa Barat, itu dipenuhi bekas luka sayatan pisau. Yang paling parah, kedua telinganya nyaris putus akibat gigitan sang majikan.

Nasib pilu juga dialami Siti Hajar. TKI asal Garut, Jawa Barat, itu disiksa majikan selama tiga tahun sejak Juli 2006 di Malaysia. Ia pernah dipukul, disiram dengan air panas, punggungnya disayat dengan pisau, sampai pahanya diiris pakai gunting

Selain disiksa, janda beranak dua itu tak digaji dan hanya diberi nasi dengan lauk daging babi, padahal ia seorang muslim. Kekerasan Siti Hajar terungkap Juni 2009.

November 2010, Sumiati (23 tahun), TKI asal Dusun Jala Kecamatan Huu, Kabupaten Dompu, Bima, Nusa Tenggara Barat. Ia berangkat pada 18 Juli 2010 melalui jalur resmi perusahaan jasa pengerah tenaga kerja.

Sumiati mengalami luka bakar di beberapa bagian tubuh. Kedua kakinya nyaris lumpuh. Kulit tubuh dan kepalanya terkelupas. Jari tengahnya retak. Alis matanya rusak. Bahkan, bibir bagian atas Sumiati hilang. Sumiati baru empat bulan menjadi TKW di Arab Saudi.

Satu lagi, TKI asal Blitar, Jawa Timur, Hariyatin (32 tahun). Tiga tahun bekerja di Arab Saudi. Pulang ke kampung dengan kondisi buta akibat dianiaya majikannya. Meski buta, Hariyatin tetap dipaksa bekerja dan rela dipukul, ditampar, dan dicekik.

Kasus Nuraeni, Siti Hajar, Sumiati, dan Hariyatin hanya sebagian contoh. Tidak boleh ada lagi wanita Indonesia yang dizolimi dengan alasan dan cara apapun, apalagi dengan cara biadab.