Dusun-dusun di pinggiran Kali Gendol, khususnya dalam radius 500 meter sudah luluh lantak. Rumah-rumah terpendam material berupa pasir, debu serta bebatuan dengan ukuran besar. Selain itu, pepohonan juga sudah meranggas dan banyak yang roboh.
Tujuh dusun yang hancur tersebut ialah Ngancar, Glagahmalang, Singlar, Srunen, Kalitengah Kidul, Kalitengah Lor dan Klangon. "Dusun Ngancar saja sudah sulit untuk ditembus. Apalagi dusun yang berada diatasnya. Makam Mbah Maridjan di Srunen pun kini sudah terkubur dan rata dengan material," ungkap Yuli Kristiawan, warga Ngancar Glagaharjo Rabu (10/11/2010).
Yuli menambahkan, sebelum terjadi erupsi, jurang Kali Gendol sendiri sedalam 250 meter dari pinggiran desa. Kini, jurang tersebut sudah dipenuhi oleh material dan membludak menenggelamkan dusun di seberangnya. "Sekarang kita seperti berada di kaki gunung Merapi. Bukit-bukit yang dulu terlihat dari sini, sudah rata semua," imbuhnya.
Berdasar alat pengukur yang dibawa oleh petugas, jarak puncak Merapi dari dusun Ngancar sendiri ialah 10,62 kilometer. Sedang suhu material yang berada di lapisan bawah masih sangat panas. Alat termometer yang ditancapkan sedalam 2 meter mencatat suhu setinggi 500 derajat celcius.
Oleh karena itu, untuk menjangkau dusun di Kelurahan Glagaharjo yang berada di pinggiran Kali Gendol harus serba hati-hati. Selain permukaan tanah yang masih panas, kaki yang terperosok pun bisa langsung terbakar. Sehingga tidak mengherankan jika rumah-rumah penduduk di dusun tersebut hancur lebur. [krjogja/mah]
http://ruangbacaonline.blogspot.com/2010/11/makam-mbah-maridjan-hilang.html