INILAH.COM, Jakarta- RI mungkin bisa menyaksikan peristiwa langka hujan meteor Orionid malam ini. Peristiwa ini bisa menampilkan pemandangan yang menakjubkan sampai 20 meteor per jam.
Peneliti Riset Astronomi Astrofisika LAPAN Prof Thomas Djamaluddin mengatakan arah meteor Orionid tepat di atas kepala manusia sehingga cukup mudah untuk mengamati dengan mata telanjang. Anda bisa mengamati dengan puas dari pukul satu malam hingga menjelang subuh waktu setempat.
"Anda hanya perlu menengadahkan kepala. Meskipun arah meteor sedikit ke utara namun tidak sulit melihatnya," kata Thomas Djamaluddin saat dihubungi Kamis (21/10).
Meskipun begitu, cuaca buruk juga mempengaruhi kemungkinan pengamat langit di Indonesia untuk melihat hujan meteor Orionid. Apalagi, Thomas menjelaskan bahwa bulan purnama bisa mengaburkan pandangan.
Ada tiga syarat untuk melihat hujan meteor yaitu cuaca cerah di mana langit tampak gelap sehingga debu meteor tersebut terlihat.
Selanjutnya, menurut Thomas, wilayah tersebut minim polusi cahaya. Selanjutnya adalah medan pandangan tidak terhalang.
Hujan meteor asteroid ini akan memberikan pemandangan yang menakjubkan sampai dengan 20 meteor per jam. Pertunjukkan hujan meteor ini diberi nama Orionid karena berasal dari bintang terbesar kedua konstelasi Orion.
Hujan meteor tercipta dari debu luar angkasa yang diyakini berasal dari komet Halley yang mengorbit matahari setiap 76 tahun.[ito]
http://teknologi.inilah.com/read/detail/908802/saksikan-malam-terakhir-puncak-hujan-meteor