Quote:
“Menjadi pasukan medis di medan tempur, kami harus ‘hidup’ selama 24 jam sehari. Kami menangani peristiwa korban massal, atau pembom bunuh diri wanita yang meledakkan rumah sakit tiga kali berturut-turut. Kami lah orang yang merespon itu. Saya ‘meledak’ beberapa kali dalam hidup saya.
Quote:
“Saya mulai minum alkohol, menggunakan narkoba, bahkan terpikir untuk bunuh diri. Saya lelah terus bermimpi buruk, saya ingin menemui teman saya yang sudah mati.
“Saya pernah berada di pusat rehabilitasi narkoba selama sebulan. Saya konsultasi dengan ahli psikologi. Waktu itu, penyembuhannya hanya dengan ‘minumlah pil ini.’”
“Kemudian mereka menempatkan saya dalam program ini. Mereka bilang saya akan menjalani reiki, pijat, yoga, akupunktur, dan yang terpikir pertama kali dalam pikiran saya, saya akan menjalani pengobatan mistis atau voodoo.
Quote:
“Tapi kemudian, pikiran saya menjadi terbuka, karena saya yakin, saya akan melakukan sesuatu yang terbaik. Dalam beberapa hari terapi alternatif komplementer itu, saya merasakannya. Saya menjadi realistis.
“Saya bisa tidur lebih baik sekarang. Minggu lalu, saya tidur tanpa obat penenang sepanjang malam, dengan menggunakan teknik pernapasan, teknik relaksasi.
“Bagian yang sulit bagi saya adalah kembali ke medan perang. Kembali sebagai petugas medis dan berurusan dengan peluru, amputasi, kematian yang mengerikan … Saya tidak yakin bahwa saya benar-benar ingin melakukannya.
Quote:
“Hal yang disayangkan adalah fasilitas konseling ini tidak ada yang mencukupi. Ada 12 tentara pada satu waktu, di mana ada bisa 1.200 prajurit yang mungkin perlu konseling dan perawatan.
“Semua orang terpengaruh. Saya tidak pernah menemukan satu orang pun yang tidak terpengaruh. Akhirnya tak peduli siapa pun Anda, perang akan selalu memengaruhi Anda. Perang akan mengubah jiwa Anda.” (sa/bbc)
http://forum.vivanews.com/showthread.php?t=55467