"Sebenarnya dari awal Jakarta sudah salah. Gue bukan ahli tata kota, tapi sebagai orang awam gue melihat tata kota Jakarta sudah salah, kurang saluran pembuangan airnya," kata Vino di Jakarta, Sabtu (25/9/2010).
Bukan tanpa alasan jika Vino menilai seperti itu. Selain permukaan tanah yang amblas setiap tahun, masalah kemacetan pun seakan menjadi pekerjaan lama yang tak ada ujung penyelesaiannya. "Kalau sudah hujan, banjir, otomatis macet. Akses yang semestinya bisa satu jam malah bisa dua jam, macetnya juga gak jelas," keluh Vino.
Sebagai penduduk Jakarta, Vino saat ini sudah kehabisan akal jika ditanya tentang solusi apa yang hendak disampaikannya ke Pemerintah untuk mengatasi masalah tersebut. "Kayaknya capek kasih saran ke Pemerintah. Sekarang gantian Pemerintah kasih solusi ke masyarakat. Jangan cuma dikasih saran terus dicuekin, tapi coba berilah solusi," katanya lagi.
Namun, Vino juga mengimbau agar masyarakat bisa menjaga lingkungannya. "Sebenarnya kita enggak usah teriak banjir kalau kita enggak aware sama lingkungan. Biar kita aware, contoh kecil, misalnya naik mobil lewat tol jangan langsung dibuang karcisnya, tapi simpan saja dulu," pesannya.
Jika kesadaran Pemerintah dan masyarakat tidak juga terbentuk, Vino khawatir pada 2015 Jakarta akan benar-benar tenggelam. "Intinya sekarang harus saling ngejaga dua-duanya. Kalau enggak, 2015 Jakarta tenggelam itu benar-benar terjadi," tutupnya.
http://entertainment.kompas.com/read/2010/09/25/21195131/Vino.G.Bastian.Capek.Kasih.Saran.ke.Pemerintah